A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa
disadari sebenarnya kita sering membuat suatu kegiatan evaluasi dan
selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak orang
belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan
penilaian bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung mengartikan
ketiga kata tersebut dengan suatu pengertian yang sama.
Secara umum orang hanya mengidentikkan
kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur
biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi
merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya
harus dilaksanakan secara berurutan.
B. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Untuk memahami pengertian evaluasi, pengukuran dan penilaian kita dapat memahaminya lewat contoh berikut :
- Apabila ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang berbeda ukuran ,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek dan kita diminta untuk memilihnya, maka otomatis kita akan cenderung memilih pensil yang panjang karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali memang ada kriteria lain sehingga kita memilih sebaliknya.
- Peristiwa menjual dan membeli di pasar. Kadang kala sebelum kita membeli durian di pasar, sering kali kita membandingkan terlebih dahulu durian yang ada sebelum membelinya. Biasanya kita akan mencium, melihat bentuknya, jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian tersebut untuk mengetahui durian manakah yang baik dan layak dibeli.
Dari kedua contoh diatas maka dapat kita
simpulkan bahwa kita selalu melakukan penilaian sebelum menentukan
pilihan untuk memilih suatu objek/benda. Pada contoh pertama kita akan
memilih pensil yang lebih panjang dari pada pensil yang pendek karena
pensil yang lebih panjang dapat kita gunakan lebih lama. Sedangkan pada
contoh yang kedua kita akan menentukan durian mana yang akan kita beli
berdasarkan bau, bentuk, jenis, ataupun tampak tangkai dari durian yang
dijual tersebut. Sehingga kita dapat memperkirakan mana durian yang
manis.
Untuk mengadakan penilaian, kita harus
melakukan pengukuran terlebih dahulu. Dalam contoh 1 diatas, jika kita
mempunyai pengaris, maka untuk menentukan pensil mana yang lebih panjang
maka kita akan mengukur kedua pensil tersebut dengan menggunakan
pengaris kemudian kita akan melakukan penilaian dengan membandingkan
ukuran panjang dari masing-masing penggaris sehingga pada akhirnya kita
dapat mengatakan bahwa “Yang ini panjang” dan “Yang ini pendek” lalu
yang panjanglah yang kita ambil.
Dalam contoh yang ke 2, kita memilih
durian yang terbaik lewat bau, tampak tangkai, maupun jenisnya. Hal itu
juga diawali dengan proses pengukuran dimana kita membanding-bandingkan
beberapa durian yang ada sekalipun tidak menggunakan alat ukur yang
paten tetapi berdasarkan pengalaman. Barulah kita melakukan penilaian
mana durian yang terbaik berdasarkan ukuran yang kita tetapkan yang akan
dibeli.
Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa
dalam proses penilaian kita menggunakan 3 ukuran, yakni ukuran baku
(meter, kilogram, takaran, dan sebagainya), ukuran tidak baku (depa,
jengkal, langkah, dan sebagainya) dan ukuran perkiraan yakni berdasarkan
pengalaman.
Langkah – langkah mengukur kemudian
menilai sesuatu sebelum kita mengambilnya itulah yang dinamakan
mengadakan evaluasi yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat
mengadakan evaluasi sebelum melakukan aktivitas mengukur dan menilai.
Berdasarkan contoh diatas dapat kita simpulkan pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi sebagai berikut :
- Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.
- Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan
- Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan
Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi
sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”.
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan
penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan
tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian
tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat
dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa
evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari
itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh
siswa (Purwanto, 2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa
evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur
keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih
meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai
proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Berdasarkan tujuannya, terdapat
pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif
dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program,
sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program
dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).
D. Penilaian Dalam Pendidikan
Penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik.Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam
kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan
dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya
adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui
hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah
diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran
yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan
instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu
dapat dinyatakan dengan nilai.
E. Pengukuran dalam pendidikan
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
Pengukuran adalah proses pemberian
angka-angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan
atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang
walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain
kita sering kali melakukan pengukuran.
Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud
dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data
melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir
prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan
siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan
menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh,
mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran
memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala
tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.
Measurement (pengukuran) merupakan proses
yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif
dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah
et al.1996). Pernyataan
tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran
merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu
yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu
pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut
harus disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul & Nasution,
2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti
mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal
ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik
atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas,
Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement)
sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu
sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
F. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita
simpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah
membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran
bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan
dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat
kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-masing :
- Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
- Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
- Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University.
Lehmann, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in The International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila. Innotech Publications-Vol 20 No. 05.
Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing Company
Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
SUMBER : https://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/14/pengertian-evaluasi-pengukuran-dan-penilaian-dalam-dunia-pendidikan/
Comments