Skip to main content

karakteristik perkembangan kepribadian pada peserta didik dan implikasinya


A.    Makna Kepribadian
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu.
Intinya Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.

Pengertian secara terminologi menurut pendapat para ahli antara lain:
1.      May mengartikan kepribadian sebagai “a social stimulus value”. Jadi menurutnya cara orang lain mereaksi, itulah kepribadian individu. Dalam kata lain, pendapat orang lain yang menentukan kepribadian individu itu.
2.      McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan.
3.      Gordon W. allport mengemukakan, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individul sebagai sistim psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. (Yusuf, 2009:126).

Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas prilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Keunikan peyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:

1.      Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2.      Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya meraksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3.      Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau ambivalen (ragu-ragu).
4.      Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilanreaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa.
5.      Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko dari tindakan atau perbutan yang dilakukan.
6.      Sosialbilitas, yaitu disposisipribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dala sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. (Yusuf, 2009:128).

Salah satu kata kunci dari defenisi kepribadian adalah penyesuaian. Penyesuaian itu dapat diartikan sebagai suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan lingkaran.

B.     Karakteristik Perkembangan Kepribadian
Memahami karakteristik  kepribadian peserta didik tidaklah mudah. Sehingga antara pendidik dengan peserta didik sama-sama belajar. Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas. Sebelum membuat peserta didik fokus terhadap materi atau pelajaran yang pendidik berikan, langkah awal pendidik adalah membuat peserta didik fokus kepada pendidik. Apabila para pendidik telah berhasil membuat fokus para peserta didik kepada pendidik, maka dengan mudahnya para pendidik melangsungkan kegiatan belajarnya. Berikut ini adalah tipe-tpe kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih memahami kepribadian peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung dengan maksimal.

Menurut Kretchmer dan Sheldon (dalam Kurnia 2007) menyatakan bahwa. Tipologi kepribadian berdasarkan bentuk tubuh atau bersifat jasmaniah. Macam-macaam kepribadian ini adalah:

1.      Tipe asthenicus atau ectomorpic pada orang-orang yang bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.
2.      Tipe pycknicus atau mesomorphic pada orang yang betubuh gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, popular dan mempunyai hubungan sosial luas, banyak teman, dan suka makan.
3.      Tipe athleticus atau mesomorphic pada orang yang bertubuh sedang/ atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan yang membutukhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah menyesuaikan diri. Namun demikian, dalam kenyataannya lebih banyak manusia dengan tipe campuran (dysplastic).

Menurut Mahmud 1990 (dalam Suadianto 2009) menyatakan kepribadian terbagi  menjadi
Dua belas kepribadian, yang meliputi kepribadian sebagai berikut :

1.      Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.
2.      Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.
3.      Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar (evasive), neurotik.
4.      Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.
5.      Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.
6.      Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.
7.      Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.
8.      Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional, tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.
9.      Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.
10.  Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah lelah.
11.  Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.
12.  Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

 Pada periode anak sekolah, kepribadian anak belum terbentuk sepenuhnya seperti orang dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses pengembangan. Wijaya (1988) menyatakan karakteristik anak secara sederhana dapat dikelompokkan atas:

1.      Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan.
2.      Anak yang biasa-biasa saja.
3.      Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial, khususnya dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dekolah”.

C.     Jenis-jenis kepribadian
1.    Tipe Kepribadian Sanguinis
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias; menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit berkonsentrasi; kurang disiplin. Orang dengan tipe kepribadian Sanguinis cenderung hangat (warm-hearted), ceria, optimis, PD, namun juga egois. Sedangkan orang Phlegmatis adalah mereka yang punya lebih banyak kadar lendir dalam tubuh.

2.    Tipe Kepribadian Melankolis
Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda – nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain. Orang dengan tipe kepribadian melankolis cenderung lebih mudah sedih dan depresi (mood-nya lebih gloomy), artistik dan puitis.

3.    Tipe Kepribadian Koleris
Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat; persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap sabar; terlalu pekerja keras. Orang dengan tipe kepribadian ini cenderung tenang, cool, rasional, dan konsisten namun juga lamban dan pemalu. Orang Koleris adalah mereka yang punya kadar cairan empedu lebih banyak dalam tubuh. Karakteristik orang Koleris menurut Galen adalah bersemangat, antusias, enerjik, dan passionate. Terakhir, orang Melankolis adalah mereka yang punya kadar black bile lebih banyak dalam tubuh.

4.    Tipe Kepribadian Phlegmatis
Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih dan gelisah.
Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:

1.    Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah  menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.

2.    Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu. Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.  
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.

3.    Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian

Masalah-masalah yang mungkin muncul dalam perkembangan kepribadian :
A.  Gangguan Kepribadian Paranoid
B.  Gangguan Kepribadian Skizoid
C.  Gangguan Kepribadian Dissosiala
D.  Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil
E.   Gangguan Kepribadian Histrionik
F.   Gangguan Kepribadian Anankastik
G.  Gangguan Kepribadian Cemas ( Menghindar )
H.  Gangguan Kepribadian Dependen 

Memahami karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik apabila kita tidak saling mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari murid-muridnya.

IMPLIKASI

Dari bahasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Implikasi Karakteristik Perkembangan kepribadian dalam Pendidikan yang ada dan berkembang merupakan suatu keterkaitan beberapa faktor yang mempengaruhi sifat-sifat khusus para peserta didik dalam hal ini siswa dan mahasiswa untuk berlangsungnya suatu pendidikan yang formal dan baik.
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan Peserta didik. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika mereka mengalami masalah.  Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
  1. Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya.
  2. Emosi yang memuncak adalah karakteristik Siswa. Guru dapat membimbing  remaja untuk pengendalian emosi negative.
  3. Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa Berkembang, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi anak didik itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi peserta didik.

SUMBER :

Comments

Ketahui potensi diri dan kepribadian dari arti nama, tanggal lahir dengan coba unduh ARC Bali Pro kami di PlayStore atau ingin tahu lebih jauh bisa baca blog kami di ARC Bali

Popular posts from this blog

Pengertian pertumbuhan,kematangan belajar dan latihan serta kaitannya dengan perkembangan

PAPER DI SUSUN OLEH: 1.       ASHAR                            :15.106040. 005 2.       SUREDA                          : 15.106040. 011 3.       MELJI SALWANIS        : 15.106040. 065           4.       RESKY ARYANI                       : 15.106040. 075 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TAHUN 2016/2017 ABSTRAK Pertumbuhan yaitu perubahan atau kenaikan dalam ukuran secara keseluruhan fisik, seperti tulang, tinggi badan, berat badan, jaringan syaraf dan lainnya menjadi lebih sempurna. Kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan. Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Perkembangan di sini diartikan perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sist

LOGO UNTUK FLAYER

 

Klasifikasi Pendekatan,strategi,metode,teknik,taktik,dan model pembelajaran

A.  Pendekatan pembelajaran adalah Titik tolak proses pembelajaran , di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Jenis-jenis Pendekatan dalam Pembelajaran 1.   Pendekatan Individualistic Pendekatan individualistic dalam proses pembelajaran, adalah sebuah pendekatan yang bertolak pada asumsi bahwa peserta didik memiliki latar belakang perbedaan dari segi kecerdasan, bakat, kecenderungan, motivasi, dan sebagainya. Perbedaan individualistis peserta didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memerhatikan perbedaan peserta didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila hal ini tidak dilakukan, makastrategi belajar tuntas ( mastery learning ) yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan. Dengan pendekatan individual ini kepada peserta didik dapat